Tikus Sawah merupakan hama penyebab kerusakan terbesar tanaman padi di Indonesia terutama pada agroekosistem dataran rendah dengan pola tanam intensif. Hama ini termasuk hama yang relatif sulit dikendalikan. Perkembangbiakan dan mobilitas tikus yang cepat serta daya rusak pada tanaman padi yang cukup tinggi menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman pada pertanaman padi. Kehilangan akibat serangan tikus sangat besar, karena menyerang tanaman sejak padi di persemaian hingga menjelang panen.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka upaya pengendalian perlu dilakukan secara terpadu (PHT). Strategi PHT dilaksanakan berdasarkan pemahaman ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan berbagai teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Disamping itu kegiatan pengendalian diprioritaskan pada waktu sebelum tanam (pengenalian dini), untuk menurunkan populasi tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat pada stadium generatif padi; dan pelaksanaan pengenalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi dalam cakupan skala luas (hamparan).
Seperti yang di lakukan sedulur tani Desa Ringintunggal Kecamatan Gayam bersama petugas PHP dan Penyuluh Pertanian Kab. Bojonegoro menyelenggarakan pemasangan umpan untuk pengendalian hama tikus di lahan pesawahan.